Jangan salah pilih antara Intel dan AMD. Sebagai end user (kadang-kadang reseller) dan bukan pengembang apalagi termasuk didalam jajaran orang-orang yang bertarung diantara keduanya, pertarungan kedua perusahaan besar dibidang IT ini hanya menghasilkan satu hasil saja yaitu harga lebih murah dan kualitas lebih bagus yang ujung-ujungnya hanya konsumen dan end user yang menang.
Selama belasan tahun AMD selalu tertinggal dari rival nya Intel dengan nilai yang sangat jauh. Sehingga slogan Intel Inside benar-benar menjadi trademark komputer yang membuat anda iri jika belum punya komputer kalau bukan intel processornya.
Tahun 2003 sepertinya angin mulai berbalik, AMD melakukan terobosan luar biasa. Dimulai dengan dilemparnya tekhnologi Athlon kemudian berkembang ke tekhnologi 64 bit nya dan dilanjut dengan tekhnologi multi core. Intel yang masih terlena dengan kesuksesan mereka menguasai pasar seolah-olah tersengat strategi mereka yang terlambat membuat Intel harus merelakan strategi bisnis paling akhir untuk membuat mereka tetap bertahan yaitu mengetatkan ikat pinggang dengan cara menjual salah satu divisi mereka dan merumahkan puluhan ribu karyawan nya.
Berdasarkan hasil penelusuran di berbagai sumber di internet, beberapa parameter yang dimenangkan oleh AMD dalam perang nya melawan Intel adalah:
1. Tekhnologi yang berkembang dengan arsitektur yang tetap coba bandingkan dengan Intel yang mengembangkan tekhnologi nya dengan membunuh arsitektur-arsitektur sebelumnya. Mungkin itu juga masuk kedalam strategi bisnis nya Intel dimana perubahan berarti end user harus mengganti PC mereka dan membeli yang baru. Tapi akhirnya konsumen berpikir, dengan solusi AMD yang upgradable dan overclockable maka tewaslah strategi bisnis berpindah-pindah arsitektur nya Intel.
2. Inovasi tiada henti dan menjadi yang pertama. Sementara Intel berkeinginan tinggi untuk meningkatkan kecepatan processor nya dengan selalu meningkatkan nilah Hz dari processor keluaran sebelumnya, AMD justru bersabar dengan prinsip frekuensi bukan segalanya, berikan client sesuatu yang baru yang akan terasa perbedaan nya jangan berikan sesuatu yang tidak terasa tetapi dengan harga yang mahal. Intel masih berkutat dengan frekuensi, AMD sudah menggebrak dengan tekhnologi 64 bit untuk komputer rumahan. Intel masih tetap berkutat dengan frequensi AMD menyerbu dengan tekhnologi multi core. Dan seperti yang bisa diperkirakan Inovasi AMD menggulung janji palsu nya Intel.
3. Harga tidak selalu sama dengan kecepatan. Intel yang selalu mengeluarkan jajaran processor terbaru nya dengan harga selangit (mungkin masih ingat Intel EE yang harga processor nya saja bisa beli 3 PC standar) harus berfikir ulang dengan strategi AMD mengeluarkan processor baru dengan harga yang tidak terlalu tinggi dan masih terjangkau oleh pengguna mid end
4. Biaya penggunaan yang lebih rendah dengan kualitas kerja yang sama bisa dicapai oleh AMD sehingga konsumen tidak hanya bisa membeli processor berkecepatan tinggi tetapi juga tidak dicekik oleh borosnya penggunaan listrik oleh processor dan belum lagi alat-alat yang lain.
5. Banyak pilihan untuk mendapatkan best performance. Sementara Intel seolah memaksakan bahwa produk Intel akan berjalan optimal di atas segala sesuatu yang berbau Intel maka AMD dengan gagah berani menantang dengan bisa lebih optimal di banyak platform sehingga end user memiliki banyak opsi apakah opsi dompet atau opsi brand.
Meskipun begitu, sampai saat ini Intel masih menduduki peringkat pertama dalam pemakaian produk processornya.
Sekarang tergantung dari pilihan anda sekalian, apakah ingin menggunakan processor Intel yang sukses dan banyak digunakan orang atau AMD yang masih dalam tahap pengembangan (meskipun AMD lebih unggul teknologinya dibanding Intel)???
0 komentar:
Posting Komentar
Admin blog's ghifar tidak sepenuhnya 24 jam membalas dan melihat isi dari komentar sobat. Bila sobat ingin berkomentar, berkomentarlah dengan bahasa yang santun (DILARANG MEMBERI KOMENTAR DENGAN UNSUR SPAM, SARA, ATAU UNSUR2X NEGATIF LAINNYA).